Hari ini, 3,8 juta guru berdoa bersama
Sabtu, 5 Oktober 2013 − 10:53 WIB
Sindonews.com - Hari ini sebanyak 3,8
juta guru akan melakukan doa bersama. Doa bersama ini sebagai aksi damai
agar pemerintah segera membereskan persoalan guru.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo mengatakan, doa bersama akan berlangsung selama 10 menit. Doa dilakukan serentak pada pukul 10.00 WIB, pukul 11.00 WITA dan pukul 12.00 WIT di daerah masing-masing.
Untuk Jakarta, terangnya, konsentrasi dia bersama akan diselenggarakan di Kantor PGRI, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat.
“Kami sudah tidak tahu mesti bagaimana lagi agar persoalan guru bisa diselesaikan. Jalan satu-satunya memohon kepada Tuhan secara bersama-sama agar pemerintah konsisten memperhatikan guru,” katanya di Gedung PGRI, Jakarta, Sabtu (5/10/2013).
Dia mengatakan, aksi doa bersama ini tidak akan merugikan proses belajar mengajar. Pasalnya, setelah doa bersama ini berlangsung bagi sekolah yang masuk akan melanjutkan kembali kegiatan belajarnya.
Selain itu, ujarnya, kegiatan ini juga sudah dikoordinasikan dengan kepolisian setempat. Pemerintah daerah setempat juga mendukung kegiatan ini.
Sulistiyo menjelaskan, persoalan guru yang tidak kunjung selesai seperti kesepakatan tentang inpassing yang belum selesai namun Kemendikbud malah menghentikan kebijakan penyetaraan status PNS bagi guru non PNS ini. Kebijakan ini menyebabkan 40.000 guru yang sudah mengajukan inpassing terbengkalai.
Selain itu, tambahnya, pembayaran tunjangan profesi yang selalu telat. Keterlambatan ini menurut dia sudah tidak dapat ditolerir lagi karena memakan waktu berbulan-bulan padahal dana sudah diturunkan.
Selain itu kenaikan pangkat dan jabatan guru PNS juga tidak jelas. Sementara adanya sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) malah mempersulit guru menerima tunjangan profesi karena rancunya data.
Sulistiyo melanjutkan, kejelasan guru honorer juga masih gelap karena rencana pemerintah untuk membentuk tim penanganan guru honorer bersama asosiasi guru hingga kini belum terbentuk. “Coba beri saya satu program kebijakan guru yang jalan. Semuanya berjalan di tempat,” sesalnya.
Dia menegaskan, jika acara mogok mengajar selama satu hari ini tidak membuahkan hasil maka akan ada aksi kedua pada November nanti. Pada 15-20 November, ujarnya, pihaknya akan beraudiensi dengan Kemendikbud, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar ada solusi konkret mengenai masalah guru.
“Lalu pada 25 November akan ada aksi kedua di Bundaran HI yang akan dihadiri oleh 10.000 massa. Ini adalah aksi damai agar pemerintah terketuk hatinya membantu kami,” ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo mengatakan, doa bersama akan berlangsung selama 10 menit. Doa dilakukan serentak pada pukul 10.00 WIB, pukul 11.00 WITA dan pukul 12.00 WIT di daerah masing-masing.
Untuk Jakarta, terangnya, konsentrasi dia bersama akan diselenggarakan di Kantor PGRI, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat.
“Kami sudah tidak tahu mesti bagaimana lagi agar persoalan guru bisa diselesaikan. Jalan satu-satunya memohon kepada Tuhan secara bersama-sama agar pemerintah konsisten memperhatikan guru,” katanya di Gedung PGRI, Jakarta, Sabtu (5/10/2013).
Dia mengatakan, aksi doa bersama ini tidak akan merugikan proses belajar mengajar. Pasalnya, setelah doa bersama ini berlangsung bagi sekolah yang masuk akan melanjutkan kembali kegiatan belajarnya.
Selain itu, ujarnya, kegiatan ini juga sudah dikoordinasikan dengan kepolisian setempat. Pemerintah daerah setempat juga mendukung kegiatan ini.
Sulistiyo menjelaskan, persoalan guru yang tidak kunjung selesai seperti kesepakatan tentang inpassing yang belum selesai namun Kemendikbud malah menghentikan kebijakan penyetaraan status PNS bagi guru non PNS ini. Kebijakan ini menyebabkan 40.000 guru yang sudah mengajukan inpassing terbengkalai.
Selain itu, tambahnya, pembayaran tunjangan profesi yang selalu telat. Keterlambatan ini menurut dia sudah tidak dapat ditolerir lagi karena memakan waktu berbulan-bulan padahal dana sudah diturunkan.
Selain itu kenaikan pangkat dan jabatan guru PNS juga tidak jelas. Sementara adanya sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) malah mempersulit guru menerima tunjangan profesi karena rancunya data.
Sulistiyo melanjutkan, kejelasan guru honorer juga masih gelap karena rencana pemerintah untuk membentuk tim penanganan guru honorer bersama asosiasi guru hingga kini belum terbentuk. “Coba beri saya satu program kebijakan guru yang jalan. Semuanya berjalan di tempat,” sesalnya.
Dia menegaskan, jika acara mogok mengajar selama satu hari ini tidak membuahkan hasil maka akan ada aksi kedua pada November nanti. Pada 15-20 November, ujarnya, pihaknya akan beraudiensi dengan Kemendikbud, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar ada solusi konkret mengenai masalah guru.
“Lalu pada 25 November akan ada aksi kedua di Bundaran HI yang akan dihadiri oleh 10.000 massa. Ini adalah aksi damai agar pemerintah terketuk hatinya membantu kami,” ujarnya.
sumber: http://nasional.sindonews.com/read/2013/10/05/15/791113/hari-ini-3-8-juta-guru-berdoa-bersama
ket (http://blogsiskaandrianinaibaho.blogspot.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar